Sejarah Pekon
- Pada tahun 1907 orang-orang Kolononisasi dari Purworejo Jawa Tengah didatangkan oleh Pemerintah Belanda ke Lampung untuk membuka Desa sebanyak 20 KK. Pimpinan rombongan kolonisasi adalan bapak Dipo Rejo. Didalam hutan yang sedang mereka tebang untuk dijadikan desa tersebut terdapat sungai kecil, ketika orang-orang sedang mandi di sungai terebut ada salah seorang dari mereka menemukan Gading Gajah yang menancap di dasar sungai. Untuk mengabadikan kejadian tersebut, diberilah nama sungai tersebut dengan nama Way Gading. Way dalam bahasa Lampung artinya Air atau Sungai, sedang kan Gading adalah barang yang sangat berharga dari binatang Gajah.
- Pemberian Nama Desa Gadingrejo
Pemberian nama desa Gadingrejo tidak terlepas dari peristiwa penemuan Gading Gajah di sungai. Penemuan Gading Gajah didasar sungai segera diambil kesimpulan bahwa hutan yang baru di tebang itu banyak terdapat binatang Gajah.
Berdasarkan analisa pemberian nama desa Gadingrejo terdapat 2 (Dua) alternatif :
- Alternatif Pertama ;
Diambil dari peristiwa penemuan Gading Gajah yang menancap di dasar sungai untuk peringatan diberilah desa baru itu dengan nama “GADINGREJO”, diambilnya kata Rejo kerena bermakna Ramai atau Makmur.
- Alternatif Kedua :
Diambil dari nama ketua rombongan yang bernama Dipo Rejo .
Dipo mungkin berasal dari kata DWI PONGGO yang berati Gajah, dengan mengingat binatang Gajah orang ingat pula akan Gadingnya.
Disamping itu desa yang baru dibuka itu diharapkan menjadi desa yang ramai dan makmur atau desa yang dalam bahasa jawa Rejo. Maka jadilah Nama desa “GADINGREJO”.
Kesimpulan nya adalah nama desa Gadingrejo merupakan kombinasi antar ketua rombongan (DIPO REJO) DAN PENEMUAN Gading Gajah didasar sungai.
- Pada pembukaan secara administratip desa Gadingrejo, termasuk Onderdistrik Gedongtataan. Pada tahun 1935 wilayah Gadingrejo diubah statusnya dari Kementrian menjadi Asisten Kewedanaan, sedang kewedanaan berada di Gedongtataan.
- Dalam bidang kepamongan desa Gadingrejo pada waktu itu masih bernama Kampung Gadingrejo, dapat kita katakana dari nama-nama kepala kampung yang menjabat sejak tahun 1908.
Menurut sejarah Kepamongan Kampung Gadingrejo (sekarang Desa Gadingrejo) beberapa kali penggatian Kepala Kampung / Kepala Desa yaitu :
NO |
NAMA KEPALA DESA |
TAHUN MEMERINTAH |
1. |
PURWO TARUNO |
1908 s/d 1925 |
2. |
MARTO SETIKO |
1926 s/d 1933 |
3. |
SUMO SASTRO |
1934 s/d 1955 |
4. |
KADAR COKRO SUDARMO |
1956 s/d 1966 |
5. |
SUMOYO |
1967 s/d 1988 |
6. |
HERIS RAKUP |
1989 s/d 1997 |
7. |
PRASTOWO |
1998 s/d 2007 |
8. |
PRASTOWO |
PERIODE 2008 s/d 2013 |
9. |
GUNAWAN W. CAHYONO |
PERIODE 2013 s.d 2019 |
10. |
SUKRO |
2019 s/d 2020 |
11. |
ROCHMANSAH |
2020 s/d 2021 |
12. |
SARIMAN |
2021 s/d 2027 |
- Gadingrejo sebagai Ibu Kota Kecamatan
Penunjukan / Penetapan Desa Gadingrejo sebagai Ibu Kota Kecamatan adalah sejak Kepala Desa di Jabat oleh Bapak Marto Setiko pada tahun 1926 .
- Sekertaris Desa (carik) yang paling lama dan paling tua adalah Bapak Harjo Atmojo , sejak tahun 1934 sampai tahun 1984 (50 tahun) selanjutnya digantikan oleh Bapak Prihantoro sejak tahun 1987 sampai tahun 2015, selanjutnya digantikan oleh Bapak Beni Prasetyo sejak tahun 2015 sampai tahun 2020 dan selanjutnya digantikan oleh Bapak Fadil Wirandi sejak tahun 2020 sampai dengan sekarang.